Rabu, 21 Maret 2012

Kesehatan Mental


“KONSEP KESEHATAN MENTAL”
Dalam kesempatan kali ini yang diberikan oleh dosen saya dalam memenuhi tugas yang beliau tugaskan , maka sedikit kiranya saya akan mencoba menjabarkan / mengulas tentang “kesehatan mental”.Untuk lebih jelasnya mari sama-sama kita lihat ulasan di bawah ini.....cekidooooot!!!!

Hidup sehat adalah dambaan setiap manusia,rasanya tak ada yang lebih berharga didunia ini selain memiliki tubuh yang sehat dan bugar serta bebas pnyakit.Tubuh yang sehat merupakan nikmat dan karunia dari Sang Maha Pencipta yang wajib kita syukuri.Bagaimana mensyukuri nikmat tersebut?,Tentu saja dengan senantiasa menjaga,merawat,dan memelihara tubuh sepanjang hidup kita.Sebagaimana halnya dalam ilmu manajemen,hal pertama yang harus dilakukan dalam manajemen hidup sehat adalah membuat rencana ke depan,apa byang menjadi prioritas yang harus diterapkan agar kita dapat hidup secara sehat?Kemudian dibuatlah sebuah rencana kesehatan terpadu.

Konsep sehat beserta dimensinya
Konsep sehat adalah konsep yang kompleks dan multiinter prestasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat atau sakit secara berbeda, bergantung pada paragdimanya.
Definisi sehat
Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karena, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat atau normal sendiri merupakan hal yang sulit didefinisikan. Setiap orag atau kelompok memiliki pemahaman yang berebeda mengenai hal tersebut. Meski rumt dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan normal atau sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep umum tentang keadaan normal atau sehat akan menggunakan nilai rata-rata parameter tersebut sebagai acuannya. Nilai rata-rata  tersebut dikenal dengan isitilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah 136-145 mmol/I.  Secara umum, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan acuan.
1.      Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
2.      Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya  secara efektif.
3.      Menurut undang-undang kesehatan RI No 23 tahun 1992. Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif  secara sosial dan ekonomis.

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
Menurut Hendrik Bloom, ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, yaitu herediter ( keturunan ), layanan kesehatan, lingkungan dan perilaku.
1.      Keturunan. Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi kedalam beberapa kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit herediter atau keturunan.
2.      Layanan kesehatan. Layanan kesehatan dapat mempengaruhi status kesehatan dapat memengaruhi status kesehatan indivdu (khususnya) dan masyarakat (umumnya). Beberapa aspek layanan kesehatan yang dapat memengaruhi status kesehatan adalah sebagai berikut.
a.       Tempat layanan kesehatan
b.      Kualitas petugas kesehatan
c.       Biaya kesehatan
d.      Sistem layanan kesehatan
3.      Lingkungan. Lingkungan memberi pengaruh besar terhadap status kesehatan individu. Faktor lingkungan ini akan dibahas pada uraian menegani konsep lingkungan yang mempengaruhi kesehatan.
4.      Perilaku. Perilaku merupakan faktor berikutnya yang mempengaruhi status kesehatan.

Sejarah perkembangan kesehatan mental
Mental adalah kondisi kejiwaan yang telah ada sebelumnya, baik secara kodrati maupun yang didapat selama seseorang berinteraksi terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar, juga kemampuan untuk beradaptasi secara keiwaan terhadap lingkungan barunya,termaksuk didalamnya emosi, mood, motivasi dan kemampuan mempertahankan kondisi mental terhadap paparan emosional dari luar, dan sebagainya.
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan mental maupun fisik seperi infeksi,atritis,penyakit pernapasan dan usus,serta arteriosklerosis(penyempitan pembuluh darah).Tetapi manusia purba benar-benar berusaha mengatasi penyakit mental.Ia memandang dan merawatnya sama seperti halnya dengan penyakit-penyakit fisik lainnya.Baginya gigi yang sakit dan seorang yang  gila(yang berbicara tidak karuan)disebabkan oleh penyebab yang sama,yakni roh-roh jahat,halilintar,atau mantera-mantera musuh.Jadi,untuk penyakit baik mental maupun fisik digunakan perawatan-perawatan,seperti menggosok,menjilat,mengisap,memotong,dan membalut.Atau juga menggunakan salep,mantera,obat keras,dan sihir atau cara-cara lain yang mungkin terpikirkan oleh kawan-kawannya,pemimpin-pemimpinnya,atau ia sendiri.
Tetapi sungguh mnggembirakan karena pasien sakit mental tetap diperlakukan secara manusiawi.Mereka tidak dibuang dari masyarakat,dikurung dalam gua-gua,atau ditertawakan,dipukuli,atau juga dibunuh.Betapapun nenek moyang kita liar dan pengetahuannya kurang,namun dalam menangani penyakit mental mereka memakai cara-cara yang tidak kelihatan lagin pada masa-masa kemudian.Dalam perkembangan selanjutnya pada waktu sejarah mulai tercatat,walaupun ada beberapa pengecualian,peradaban-peradaban mnusia ditandai dengan penganiayaan terhadap para pasien sakit mental,diperlakukan dengan kasar dan kejam serta mereka dipandang sebagai pengganggu masyarakat.Lagi pula,dewasa ini orang kadang-kadang memperlakukan para pasien sakit mental tanpa belas kasihan dibandingkan dengan orang-orang zaman purba.
Hanya perlu diketahui disini bahwa sejarah yang tercatat melaporkan berbagi macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara menguranginya atau menghilangkannya.Pada umumnya hal tersebut mencerminkan tingkat pengetahuan dan kecenderungan-kecenderungan religius,filosofis,dan keyakinan-keyakinan dan kebiasaan masyarakat zaman itu.Tidak mengherankan bahwa usaha-usaha lebih awal dalam menangani masalah  tersebut penuh dengan kesulitan,dan perkembangan ilmu kesehatan mental sendiri sangat lambat.Hal ini disebabkan dua alasan,pertama,sifat dari masalah-masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi hal tersndiri karena perasaan takut,malu,dan bersalah dalam keluarga-keluarga dan masyarakat dari para pasien.Oleh karena itu,penanganan terhadap orang-orang yang sakit mental diserahkan kepada negara atau lembaga agama yang menjadi pelindung baik tingkah laku kelompok maupun tingkah laku individu.Kedua,perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat dan sporadis,dan banyak kemajuan sangat  penting yang telah dicapai mendapat perlawanan yang sangat keras.Ini merupakan hal yang khas bagi ilmu kesehatan mental dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang  lain.Dalam meninjau kisah historis yang berikut,orang hendaknya menahan diri untuk memandang dengan perasaan khawatir atau mengkritik terlalu pedas.Meskipun benar bahwa pada masa-masa awal orang yang sakit mental dipahamin secara salah atau sering diperlakukan dengan kurang baik,namun banyak orang normal/sehat bukanlah orang-orang yang paling bahagia.


Teori Prkembangan Sigmun Freud
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.
Berikut tahap-tahap perkembangan Freud;
1. Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
2. Fse Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu.
4. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri
5. Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini.

Teori Perkembangan Keprbadian Erikson
Teori Erikson (1902 – 1994) mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap-tahap psikososial. Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia.
Dalam teori Erikson, 8 tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan & peningkatan potensi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka. Termasuk integrasi perkembangan personal, emosional dan sosial, serta implikasinya dalam proses pembelajaran.



1.Basic Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan)
Ialah tahap Psikososial pertama menurut Erikson yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk tanggap dan peka karena pada tahap ini, individu yang memiliki rasa percaya cenderung untuk memiliki rasa aman dan memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan yang baru.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu)
Pada usia ini, anak mencoba untuk mandiri yg secara fisik dimungkinkan oleh kemampuan mereka untuk berjalan, lari dan berkelana tanpa dibantu orang dewasa lagi.  Dengan kebebasan ini, anak masuk dalam periode menjelajah/eksplorasi. Beberapa hal dapat dicapai dalam periode ini, seperti keberanian untuk menjelajah, insting untuk menentukan arah sendiri.
3.Initiative vs Guilt (Prakarsa vs Rasa Bersalah)
Ketika anak-anak sekolah menghadapi dunia sosial yang lebih luas, mereka lebih tertantang dan perlu mengembangkan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Anak-anak belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat / intelegensi dasar dimiliki anak tersebut kelak. Pada tahap ini anak-anak belajar secara praktis dengan keterampilan-keterampilan perseptual, motorik, kognitif dan kemampuan bahasa yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu.
4. Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri)
Masa awal anak-anak yang penuh imajinasi, ketika anak-anak / individu memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan & keterampilan intelektual. Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan & bagaimana sesuatu itu bekerja.
5. Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran)
Pada tahap ini remaja / individu dihadapkan pada temuan siapa mereka? Bagaimana mereka nantinya? Kemana tujuan mereka?
Anggapan dasar seorang remaja akan berpikir hipotesis => berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam pemecahan masalah dengan menggunakan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon, memiliki perhatian ke masa depan, etika ideal, dsb.

6. Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan)
Pada usia ini, kita sudah bukan lagi anak-anak atau remaja, tetapi pemuda atau pemudi.  Kita sudah dianggap dewasa dan kita dituntut untuk bertanggung jawab penuh atas segala keberhasilan dan kegagalan kita. Tugas kita pada periode ini adalah mengenal dan mengijinkan diri kita untuk mengenal orang lain secara sangat dekat, atau masuk ke hubungan yang intim sedang kegagalan kita akan membuat kita terisolasi atau mengisolasi diri dari sekeliling kita. Keintiman dapat terjadi karena kita telah mengenal diri kita dan merasa cukup aman dengan identitas diri yang kita miliki.
7.  Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi)
Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. mengembangkan keseimbangan antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya.  Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan.
8. Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan)
Masa ini dimulai sekitar usia 60, ketika seseorang mulai meninggalkan masa-masa aktif di masyarakat dan bersiap untuk hidup lebih menyendiri.  Sangat berbeda dengan rata-rata orang yang ketakutan dengan datangnya usia tua, maka bagi Erikson, ini adalah masa yang sama pentingnya dengan fase-fase sebelumnya.  Bahkan, masa ini mungkin masa yang paling penting karena ini adalah masa terakhir di mana kita harus bersiap untuk meninggalkan dunia ini


Kepribadian Sehat
1.      kepribadian kita bisa dikatakan sehat bila kita sengaja mencari kebaikkan dalam diri setiap orang dan setiap situasi. Kepribadian kita tidak sehat bila kita mncari keburukan dalam dri setiap orang dan situasi.
2.      kepribadian kita bisa dikatakan sehat bila kita dengan ikhlas memaafkan orang yang menyakiti kita dalam hal-hal tertentu. Sebagian besar ketidak bahagian dan penyakit psikosomatris disebabkan ketidak mampuan memaafkan serta memendam dendam sekian lama setelah kejadian berlalu. Tindakan memaafkan memberikan pengaruh yang membebaskan bagi kepribadian kita. Orang dengan kepribadian sehat tidak membeci dimasa silam.
3.      kepribadian kita bisa dikatakansehat bila kita mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Setiap orang bisa bergaul dengan beberapa orang. Kita juga selalu bergaul dengan orang-orang yang kurang lebih sama dengan kita, postof atau negatif. Namun orang yang benar-benar sehat mudah bergaul dengan bergaul dengan beragam jenis orang temperamen berbeda, kepribadian berebda, sikap berbeda, nilai berbeda, dan pendapat berbeda.
Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya.

Akhirnya selesailah sudah seedikit mengenai ulasan tentang konsep kesehatan mental,semoga ini bermanfaat bagi pembaca.Saya mohon maav bila terdapat kesalahan karena saya masih dalam proses belajar yang tidak sempurna dalam penyampaiannya.Saya sangat  menunggu kritik dan saran dari kalian semua.TERIMAKASIH....................






Daftar pustaka;
Asmadi.2005.Konsep dasar keperawatan.Jakarta: Buku kedokteran EGC

Semiun, Yustinus.2006.Kesehatan mental 1.Yogyakarta: Kanisius ( Anggota IKAPI )
  
Zainul, Zen.2007.Kesehatan islami.Jakarta: Qultum media
 
Supratiknya, A.1993. Psikologi kepribadian 1 teori-teori psikodinamik klinis.Yogyakarta: Kanisius

Schultz, Duane. 1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta; Kanisius